FUNGSI SASTRA
___
Laporan Bacaan 2
" Fungsi Sastra"
Nama : Ananda Vidia Maharani
Nim : 21016005
Dosen Pengampu : Dr. Abdurahman,M.Pd
A. PENDAHULUAN
Sastra Indonesia sebagai sebuah entitas penuh makna dalam dunia bahasa, tentu memiliki fungsi akan kehadirannya. Tidak mungkin, sebuah karya sastra disenandungkan tanpa adanya tujuan-tujuan tertentu dari si penulis. Dalam menyusun sebuah karya sastra, penulis pasti memiliki maksud dan tujuan yang kadang-kadang tidak dapat diartikan secara jelas. Itulah keindahan sastra.
Setiap karya sastra pasti memiliki tujuannya masing-masing, dan tak jarang, tujuan itu berbeda. Ada satu karya sastra yang bertujuan A, sedang karya sastra lainnya bertujuan B. Hal itu wajar, mengingat khazanah bahasa dan ide manusia memang tak terbatas.
Menyikapi hal tersebut,maka pada blog kali ini, penulis akan mencoba menjelaskan dan membahas seputar sastra yang meliputi hal- hal seperti :
a. Hakikat fungsi sastra
b. Kaidah dulce et utile suatu karya sastra
c. Sastra dan karakter bangsa
d. Penjabaran karya sastra bersifat menghibur dan bermanfaat dikaitkan dengan kondisi kontemporer
Dalam sastra terdapat banyak bagiannya, namun kebanyakan dan seringkali kita tidak mengerti lebih dalam apa fungsi sastra. Maka dari itu penulis akan membahas dan menjelaskan mengenai fungsi sastra seperti apa yang dijelaskan di atas.
B. PEMBAHASAN
a. hakikat fungsi sastra
Sastra dalam bahasa Indonesia berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari), karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartristikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya, drama, epic, dan lirik.
terdapat 5 fungsi sastra menurut kosasih ( 2011 : 194 )
(1) fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur
(2) fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai–nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya.
(3) fungsi estetis, yaitu memberikan nilai–nilai keindahan.
(4) fungsi moralitas, yaitu mengandung nilai moral yang tinggi sehingga para pembaca dapat mengetahui perihal yang baik dan buruk.
(5) fungsi religuisitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi pembacanya.
b. Kaidah dulce et utile sebuah karya sastra
Sebuah karya sastra tidak diciptakan dalam suatu kekosongan, tetapi diciptakan karena dibutuhkan oleh manusia. Sastra memiliki fungsi dulce et utile; mempunyai fungsi ganda untuk menghibur sekaligus bermanfaat bagi manusia. Sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan dan imajinasi, selain itu sastra juga memiliki unsur didaktis sebagai sarana untuk menyampaikan pesan pengajaran tentang nilai-nilai kebaikan. Ada tiga komponen yang berperan penting dalam mengkomunikasikan fungsi tersebut; pengarang sebagai pengirim pesan, karya sastra itu sendiri sebagai isi pesan, dan pembaca sebagai penerima pesan yang tersirat dalam karya sastra.
c. Sastra dan karakter bangsa
Sikap hidup pragmatis dari sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini mengakibatkan terkikisnya nilai luhur budaya bangsa. Demikian pula budaya kekerasan dan anarkisme sosial turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Nilai kearifan lokal (local wisdom) yang santun, ramah, saling menghormati, arif, dan religius seakan terkikis dan tereduksi gaya hidup instan dan modern.
Sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat, situasi yang demikian itu jelas tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi masa depan bangsa yang cerdas, bijak, terampil, cendekia, berbudi pekerti luhur, berderajat mulia, berperadaban tinggi, dan senantiasa berbakti kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu, dibutuhkan paradigma pendidikan kejiwaan yang berorientasi pada karakter bangsa, yang tidak sekadar memburu kepentingan kognitif (pikir, nalar, dan logika), tetapi juga memperhatikan dan mengintegrasi persoalan moral dan keluhuran budi pekerti.
Pendidikan kejiwaan yang berorientasi pada pembentukan karakter bangsa itu dapat diwujudkan melalui pengoptimalan peran sastra. Untuk membentuk karakter bangsa ini, sastra diperlakukan sebagai salah satu media atau sarana pendidikan kejiwaan. Hal itu cukup beralasan sebab sastra mengandung nilai etika dan moral yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Sastra tidak hanya berbicara tentang diri sendiri (psikologis), tetapi juga berkaitan dengan Tuhan (religiusitas), alam semesta (romantik), dan juga masyarakat (sosiologis). Sastra mampu mengungkap banyak hal dari berbagai segi. Banyak pilihan genre sastra yang dapat dijadikan sarana atau sumber pembentukan karakter bangsa.
Saryono (2009:52—186) mengemukakan bahwa genre sastra yang dapat dijadikan sarana untuk membentuk karakter bangsa, antara lain, genre sastra yang mengandung nilai atau aspek (1) literer-estetis, (2) humanistis, (3) etis dan moral, dan (4) religius- sufistis-profetis. Keempat nilai sastra tersebut dipandang mampu mengoptimalkan peran sastra dalam pembentukan karakter bangsa.
d. Penjabaran karya sastra bersifat menghibur dan bermanfaat dikaitkan dengan kondisi kontemporer
dikaitkan dengan kondisi kontemporer Segi manfaat sastra tidak terletak pada ajaran-ajaran moralnya. Le bossu mengira homer menulis lliad untuk itu, bahkan hegel juga menemukan hal yang sama dalam drama-tragedi kesukaannya, Antigone. “Bermanfaat” dalam arti luas sama dengan “tidak membunga-buang waktu”, bukan sekedar “kegiatan iseng” jadi, sesuatu yang perlu mendapat perhatian serius. “menghibur” sama dengan “tidak membosankan”, “bukan kewajiban” dan “ memberikan kesenangan”. Kita bisa mengatakan bahwa semua karya seni ”manis” dan sekaligus “bermanfaat” bagi setiap penikmatnya: bahwa perenungan yang diberikan oleh seni lebih dahsyat dari perenungan yang dapat dilakukan sendiri oleh masing-masing penikmat seni.pengertian seni mengartikulasikan perenungan itu memberikan rasa senang, dan pengalaman mengikuti artikulasi itu memberikan rasa lepas.
Kalau suatu karya sastra berfungsi sesuai dengan sifatnya, kedua segi tadi (kesenangan dan manfaat) buka hanya harus ada, melainkan harus saling mengisi. Kesenangan yang diperoleh dari sastra bukan seperti kesengangan fisik lainnya, melainkan kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Sedangkan manfaatnya - keseriusan, bersifat didaktis -adalah keseriusan yang menyenangkan dan keseriusan estetis.
C. PENUTUP
Sastra dalam bahasa Indonesia berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari), karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartristikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya, drama, epic, dan lirik.
sastra memiliki 5 fungsi yaitu fungsi rekreatif,fungsi didaktif, fungsi estetis, fungsi moralitas dan fungsi religuisitas.Sastra memiliki fungsi dulce et utile; mempunyai fungsi ganda untuk menghibur sekaligus bermanfaat bagi manusia.
Untuk membentuk karakter bangsa ini, sastra diperlakukan sebagai salah satu media atau sarana pendidikan kejiwaan. Hal itu cukup beralasan sebab sastra mengandung nilai etika dan moral yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Sastra tidak hanya berbicara tentang diri sendiri (psikologis), tetapi juga berkaitan dengan Tuhan (religiusitas), alam semesta (romantik), dan juga masyarakat (sosiologis).
Kesenangan yang diperoleh dari sastra bukan seperti kesengangan fisik lainnya, melainkan kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Sedangkan manfaatnya - keseriusan, bersifat didaktis -adalah keseriusan yang menyenangkan dan keseriusan estetis.
DAFTAR PUSTAKA
https://bahasadansastraindoblog.wordpress.com/2017/08/02/hakikat-dan-fungsi-sastra/
https://www.kompasiana.com/rizkydwicahyo7474/5eabc6b4d541df291f2fe482/hakikat-sastra-sifat-fungsi-sastra
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/isla/article/view/3995
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/mengoptimalkan-peran-sastra-dalam-pembentukan-karakter-bangsa
http://sitinurakidah311.blogspot.com/2016/03/karya-sastra-modern-dan-klasik.html
Gercep yaa
BalasHapus